Main Picture

Main Picture

Jumat, 18 Maret 2016

Butuh Rasa Perfeksionisme? Nga Lah


Kembali ketemu lagi di blog gw ya guys, blog gw diisi seperti biasanya, tentang masalah terkini. Pas kemarin gw dapat ide baru, hari ini langsung deh gw masukin ke blog aja. Jadi, minggu ini topikmnya adalah "Butuh Rasa Perfeksionis? Nga Lah"
Semua orang memiliki rasa perfeksionisme, rasa dimana seseorang harus menjadi 'perfect' , mau dalam bidang fisik, mental, dan lain-lain. Rasa ini akan paling terlihat pada anak sekolahan seperti gw. Gw juga merasakan hal yang sama, gw sama skali tidak pakar dalam bidang olahraga, dan saya merasa bahwa "yah, saya tidak sehebat mereka, saya tidak pantas ikut bermain bersama mereka.." Jadi, gw minta kepada kalian yang juga merasa seperti saya untuk bisa menghilangkan perfeksionisme dalam diri kita. Jadi, saya akan memberitahu faktor, akibat, dan solusi tentang perfeksionisme.
Faktor kenapa seseorang menjadi orang yang perfeksionis, yaitu :

1. Mempunyai pikiran untuk menjadi orang yang hebat : Kita berpikir bahwa alangkah baiknya jika kita pakar dalam semua bidang. Dengan menjadi orang hebat, kita bisa melakukan apa saja sehingga diri kita tidak dipermalukan.


2. Ketidaknyamanan : Pada beberapa orang, melihat orang lain yang menguasai bidang yang kurang kita kuasai, cenderung kita tidak ingin bermain dengan mereka sebab kita malu dengan ketidakmampuan kita.




Jika kita sudah menjadi perfeksionis berlebihan, akan ada akibat yang akan diterima, seperti :



1. Menjatuhkan proses berkembangnya kemampuan : Dengan merasa perfeksionis, kita merasa kita sama sekali tidak percaya diri, dan ini membuat kita berhenti mengembangkan kemampuan kita.




2. Penundaan kegiatan : Dengan terlalu memberi diri standar yang tinggi, kita pasti akan melakukan semua hal dengan rumit sehingga kegiatan kita akan tertunda karena terlalu memfokuskan pada satu bidang tersebut.




3. Ketekanan dalam jiwa : Karena sangat sensitif dengan standar yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan akan menimbulkan tekanan pada jiwa kita seperti patah semangat, rendah diri, depresi dan lain-lain.





Nah, dalam semua masalah, pasti ada solusinya bukan? Jadi, solusi untuk menghadapi perfeksionisme adalah sebagai berikut :




1. Memaafkan diri sendiri : Dengan memaafkan diri sendiri, kita akan merasa bahwa hasil yang kita dapatkan sudahlah cukup untuk kita dapati.






2. Memisahkan nilai dan hasil : Hasil yang kita kerjakan tidak selalu terlihat berdasarkan penilaian orang lain. Anggap saja penilaian orang lain sebagai pemasukan kritik untuk kita supaya menjadi lebih baik kedepannya.


3. Memasang deadline terhadap tugas : Dengan memasang deadline, kita akan memikirkan bahwa tugas ini harus selesai tanggal sekian, sehingga kita tidak akan memikirkan suatu hal terlalu detail. Jika kita sudah bisa menyelesaikan suatu hal tanpa terlalu detail, kita bisa menjadi orang yang sukses.

4. Melihat keindahan atas ketidaksempurnaan kita : Contohnya saja, burung hantu yang menakutkan akan terlihat istimewa ketika dipelihara bersamaan di satu tempat; Begitulah juga dengan ketidaksempurnaan kita, bila kita memadu ( mencampuri ) ketidaksempurnaan kita, bisa saja membuat keindahan yang hanya dimiliki oleh kita.

Mungkin itu saja yang bisa dikupas tentang Rasa Perfeksionisme, terima kasih karena telah membaca blog gw, semoga dengan pengetahuan ini, kita bisa jauh dari rasa perfeksionisme. Sekali lagi, terima kasih karena telah membaca. Sampai ketemu di topik selanjutnya ya guys.

Kamis, 10 Maret 2016

Masih Mau Malas?

Ketemu lagi guys di blog gw. Seperti yang udah gw bilang, "Mid Test" itu barusan selesai, seru banget, jadi bisa ngeblog lagi.Langsung aja deh, kali ini gw mau bicarain tentang "Masih Mau Malas?'.

Seringkali, kita merasa sangat malas ... Malas bangun tidur, malas gerak, malas belajar, malas ini, malas itu, dan malas apa aja. Padahal, jika kita lihat-lihat lagi, masih banyak kerjaan yang dapat kita kerjakan lho. "Kerja apa? kitakan masih belum produktif?" Iya... Memang kita masih belum produktif, tapi kita bisa buat sesuatu yang bisa saja orang lain sukai kan? Bisa masak, bisa olahraga, main alat musik, bisa ngeblog, dll dan kenapa tidak kepikiran? Untuk lebih dalam, penjelasan ada di bawah.

Kerjaan yang bisa kita kerjakan daripada bermalas-malasan, antara lain :



1. Memasak : Daripada kita bermalasan, mendingan masak deh. Memasak itu seperti permainan, ada nalar yang bekerja seperti kreativitas, kecitarasaan, dan lain-lain.

Jika kalian tidak bisa memasak, mintalah bantuan orangtua atau saudara yang sudah bisa memasak.




2. Olahraga : Selain memasak, kita juga bisa berolahraga. Olahraga adalah kegiatan yang menyehatkan tubuh. Olahraga juga sangat direkomendasikan untuk para remaja.





3. Main Alat Musik : Yang tidak kalah dengan olahraga adalah main alat musik. Memainkan alat musik terutama piano dan keyboard bermanfaat untuk kita karena dengan memainkan alat musik, kita mampu menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri.




4. Menge-blog : Ini ni, yang pertama dilihat tidak menarik, namun skrg membuat gw ketagihan, Nge-blog. Yang sekarang gw lakuin inilah nge-blog.








Nah, selain kerjaan yang ingin gw kasi tau, gw juga mau kasi tau akibat bermalas-malasan. Jadi, Ini adalah beberapa akibat-akibatnya, yaitu :



1. Dapet banyak musuh : Memang si kelihatannya fine aja, tapi asal tau aja, banyak orang yang membenci orang malas, jadi nanti banyak deh musuhnnya.






2. Pekerjaan kotor : Awalnya malas kerja, lalu uang habis, tidak bisa cari uang, jadi suka curi barang, itu kan tidak baik, Selain rugi kepada sendiri, tentu orang-orang sekitar akan merasakan itu.





3. Otak tidak lancar : Jika dulu, kita adalah orang yang berprestasi, janganlah menganggap belajar itu tidak penting lagi. jika kita sudah terlalu lama tidak belajar, kemalasan akan belajar akan bertumbuh, dan jika kita tidak belajar, otak kita akan sulit untuk berkonsentrasi.





4. Penyakit : Mager merupakan kemalasan yang menghantui hampir kita semua. kalau kita sampai malas bergerak, otot-otot kita akan kaku dan biasanya akan dirasakan pada masa tua nanti.



Mungkin itu saja tentang "Malas". Jadi apakah kalian masih mau malas? Keputusan ditangan anda. Terima kasih karena telah membaca. sampai ketemu nanti lagi di topik yang baru.